Perbedaan Pemimpin Dan Manajer CEO Carlos Ghosn
Sebenarnya apa perbedaan pemimpin dan manajer?
Banyak CEO aktif maupun yang sudah pensiun bisa dipelajari dan dijadikan model gaya kepemimpinannya untuk jawab pertanyaan tersebut.
Namun, satu CEO sangat pantas untuk kita jadikan model adalah Carlos Ghosn (dibaca : Goan). Siapakah beliau? Beliau adalah CEO dari Renault dan Nissan Aliansi.
Belajar Dari CEO
Kenapa kita perlu belajar pada Ghosn?
Jawabannya ada dua hal. Pertama, Ghosn adalah orang pertama di dunia yang menjadi pemimpin perusahaan lintas negara dan budaya (Francis dan Jepang).
Kedua, Ghosn adalah orang pertama yang mampu mengembalikan perusahaan Nissan Jepang kembali memperoleh kejayaan.
Dari rugi dan banyak utang menjadi untung dan bayar utang. Dan, itu dilakukannya dalam waktu setahun di perusahaan yang budayanya berbeda dengan latar belakang budayanya.
Sukses Di Nissan
Sedikit runut kebelakang, Renault dan Nissan menandatangani perjanjian aliansi pada tahun 1999.
Strategi ini diatas kertas dianggap akan menguntungkan kedua belah pihak karena sudah pasti Renault mendapatkan pasar di Asia dan Nissan di Eropa.
Selain itu, Renault pun akan mendapatkan akses terhadap kemampuan enginering dan manufaktur Jepang.
Dan, Nissan mendapatkan teknik desain serta pemasaran ala Renault.
Strategi aliansi ini sepertinya sempurna, tetapi banyak pihak meragukan aliansi tersebut.
Pasalnya, Nissan sedang menghadapi masalah keuangan.
Mereka sedang mengalami kerugian besar dan menanggung beban hutang dengan nilai interest mencapai $1 billion.
Terlalu banyak pabrik yang tidak semuanya berproduksi, terlalu banyak supplier dan terlalu banyak car platforms.
Aliansi jalan terus dan mencapai kata sepakat. Renault menunjuk Carlos Ghosn untuk menjadi CEO.
Strategi Ghosn
Singkat cerita Ghosn melakukan perubahan dengan strategi management yang jitu sampai akhirnya Nissan bisa meraih keuntungan dan mengalami pertumbuhan mengesankan.
Total penjualan Renault Nissan Aliasi mampu mencapai angka 8.1 juta mobil di dunia pada tahun 2012.
Semoga Anda juga tertarik dan berminat meneruskan membaca tulisan kali ini.
Bila perkataan ini dari CEO biasa-biasa saja mungkin tidak semua mau membacanya, tetapi gaya pemimpin seperti ini sudah dilakukan oleh CEO kelas dunia.
Terbukti memberikan hasil.
Ayo sekarang kita belajar kepada Pak Ghosn perihal kepemimpinan.
Pemimpin Adalah Penjaga Motivasi
“Management is about asking people to do things that they do not want to do. Keep their motivation. Help them that they do what they want to do.”
Pengalaman kerja bertahun-tahun telah membawa Ghosn pada arti pentingnya menjaga motivasi setiap karyawan untuk syarat sukses mencapai tujuan.
Pemimpin harus punya visi dan Dia bisa mengkomunikasikan visi tersebut kepada semua orang.
Sehingga, orang akan memahami dan mau membantu mencarikan solusi guna mencapai visi tersebut.
Tugas pemimpin selanjutnya adalah menempatkan solusi itu menyatu dengan keinginan karyawan.
Disain cara yang bisa membuat orang bekerja dan merasa memiliki serta mau melakukan solusi itu dengan cara yang membumi.
Fundamental sistem akan selalu sama, tetapi Anda tidak bisa membuatnya selalu seragam.
Apa yang saya lakukan perihal benefit di Renault tidak bisa sama dengan apa yang harus saya lakukan di Nissan.
Jadi Anda harus mencari strategi yang tepat agar orang termotivasi dan mau bekerja dengan baik.
Pemimpin Harus Mampu Mendengar
Ghosn bilang ada 2 faktor utama yang menjadi faktor penilai apakah Anda seorang leader yang baik atau bukan.
Pertama, kemampuan mendengar atau listen.
Seorang pemimpin ataupun calon pemimpin yang baik harus mau mendengar. Kemampuan mendengar adalah syarat utama menurut Ghosn.
Tanpa kemampuan mendengar yang baik pemimpin tidak akan sukses meskipun dia pintar.
Dari pengalamannya banyak orang pintar tidak mampu menjadi pemimpin karena dia tidak mau mendengar.
Ghosn malah sempat berkelakar dan menyarankan suatu trik bagaimana cara Anda mengetahui seseorang itu pemimpin yang baik atau bukan.
Yakni, dengan cara mengajaknya melakukan diskusi membosankan.
Kedua, kemampuan untuk bisa connect, menyatu dengan siapapun apalagi dengan bawahan.
Pemimpin yang baik memiliki daya tarik dan ketertarikan serta kedekatan dengan orang lain.
Entah mengapa mereka bisa punya ketrampilan seperti itu, tetapi itulah seorang pemimpin yang baik.
Hal ini tidak dapat Anda pelajari di bangku kuliah. Anda harus aktif untuk belajar dari siapapun dan dari sumber manapun agar bisa seperti itu.
Ghosn menambahkan, calon pemimpin tidak boleh mengeluh dan berputus asa bila dihadapkan pada atasan yang gaya dan prinsip hidupnya tidak sesuai dengan Anda.
Ghosn bilang dia sangat beruntung bisa bekerja dengan dua tipe atasan yang berbeda.
Dia pernah bekerja dengan atasan yang terkadang membuat dia terkejut dengan gaya dan keputusannya.
Dan, dia juga pernah bekerja dengan atasan yang sangat mampu membuatnya terinspirasi.
Anda harus mau menerima dan mempelajari semua gaya kepemimpian dari atasan Anda karena dengan demikian Anda akan menjadi kaya pengalaman.
Bila suatu saat Anda mendapatkan pemimpin yang sulit, Anda harus tetap mempelajarinya agar nantinya Anda tidak akan seperti mereka.
Menjadi pemimpin sulit dan menyulitkan dikemudian hari bisa Anda hindari
Pelajari semua agar Anda juga mampu mencetak pemimpin-pemimpin baik pengganti Anda.
Anda bukan seorang pemimpin kalau Anda tidak mampu menghasilkan pemimpin baru berikutnya.
Pemimpin Bekerja Dengan Hati
Nasehat terakhir dari Ghosn adalah bagaimana untuk sukses dalam pekerjaan.
Bila Anda mau sukses dalam bekerja dan menjadi eksekutif nomor satu maka Anda harus fleksible, bekerja dengan hati dan jangan mencari reputasi karena orang lain.
Banyak orang mencoba begitu ketat terhadap rencana yang telah dia buat. Mereka tidak peduli dengan apapun selain rencana mereka sendiri.
Ghosn menilai bahwa hal ini akan membuat Anda kehilangan dinamika dan kesempatan untuk belajar.
Waktu terus berjalan, perubahan selalu terjadi, teknologi juga selalu berubah.
Oleh karena itu, kita wajib untuk fleksibel terhadap itu semua. Menjadi adaptif agar kita tidak kehilangan sesuatu yang berharga.
Sepanjang pengamatannya Ghosn juga melihat bahwa siapa saja yang bekerja dengan sepenuh hati maka dialah yang berhasil dalam bidang apapun.
Bekerjalah tanpa berharap reputasi karena orang lain.
Anda akan selalu salah dan sakit bila bekerja hanya mengejar reputasi seperti itu.
Sebab, Anda tidak akan mampu memenuhi reputasi yang ditentukan oleh orang lain.
Selalu ada saja kekurangan yang pasti selalu ditujukan kepada Anda. Believe in yourself that you can do it.
Penutup
Demikian ketiga hal penting dari Carlos Ghosn yang sangat sederhana tetapi memiliki efek yang sangat dahsyat.
Ada benang merah gaya darinya dengan gaya kepemimpinan tokoh sukses lainnya.
Salah satu pernah saya tulis dalam blog ini disini yakni, TP Rachmat yang mengidolakan Umar bin Khattab.
TP Rachmat bilang bahwa pemimpin harus punya visi, dekat dengan bawahan dan memberikan keteladan.
Ditambahkan lagi oleh Ghosn bahwa untuk bisa melaksanakan visi tersebut maka dia harus menjaga motivasi orang dengan mendengar serta connect dengan orang lain.
Ada tambahan lain atau komentar lagi dari teman-teman perihal perbedaan pemimpin dan manajer?
Strategi detail Ghosn untuk membuat Nissan jadi berjaya dan terus berjaya bisa Anda baca disini. Ikuti blog ini terus ya.
5 Comments
Mas Wiro
Setuju sekali, pemimpin harus bisa memberi motivasi anak buahnya untuk bekerja dengan bersemangat.
adrianna
pak..keren..mau ijin cuplik…dgn tetap menggunakan nama bapak yaaaa di web sy,..boleh..sy kasih link jg.ijin ya pak
Papa Alicia Addin
Hi adrianna. Iya silahkan… Terima kasih juga sudah sudi mampir di blog ini
Ade indar
inilah bahan bacaan yang saya butuhkan untuk meningkatkan kemampuan Diri. GooD
Iwan
Terima Kasih Pak sangat berguna bagi saya
kebetulan saya baru mau dicalon kan sebagai seorang pemimpin
ini bisa jadi bahan presentasi saya nanti….
ijin copas ya pak….