Teknik Call Back Untuk Sambutan Tuan Rumah
Para sahabat sekalian, ternyata ada teknik yang disebut dengan teknik call back yang bisa digunakan untuk memulai suatu sambutan tuan rumah acara.
Lebih lanjut, teknik ini juga bisa digunakan untuk presentasi, atau apapun itu seputar public speaking.
Teknik call back adalah teknik yang biasa dilakukan untuk memecah ketegangan, menjalin kedekatan dan mencairkan suasana sebelum Anda memberikan sambutan.
Pada gilirannya, teknik ini akan membuat para audiens memberikan perhatiannya untuk Anda karena sudah tidak ada lagi jarak antara Anda dan audiens Anda.
Sudah menjadi pedoman umum, Anda dan para audiens Anda akan tegang dan hikmat saat harus mendengarkan atau memberikan sambutan, tetapi dengan teknik call back diharapkan suasana bisa cair dan terjadi kedekatan.
Bila sudah terjadi kedekatan, perhatian pun akan diberikan. Anda seperti sedang bercakap-cakap saja dengan audiens Anda karena mereka sudah memberikan perhatiannya untuk Anda.
Beberapa pakar pembicara publik kerap menggunakan teknik call back ini.
Sambutan Dengan Teknik Call Back
Apa dan bagaimana teknik call back itu?
Namanya juga call back, atau diterjemahkan bebas menjadi “memanggil kembali”. Berarti, Anda mencoba mengangkat “sesuatu” yang ada dipikiran, dirasakan dan dilihat oleh semua orang pada saat dimana Anda harus memberikan sambutan.
“Sesuatu” itu bisa suasana atau kejadian yang Anda dan audiens Anda pikirkan, rasa dan lihat sebelum Anda maju memberikan sambutan.
Bisa jadi, Anda sudah pernah melakukannya hanya saja belum tahu kalau yang Anda lakukan itu masuk kategori teknik call back.
Setelah diingat-ingat saya pun ternyata pernah melakukan teknik call back sewaktu harus memberikan kata sambutan di kantor dalam suatu acara perkenalan dengan para karyawan baru yang masuk lewat jalur fresh graduate development program.
Mereka baru saja lulus dari Perguruan tinggi dan masih pada muda dan sudah pasti sangat ingin tahu bagaimana dunia kerja itu sesungguhnya meskipun masih harap-harap cemas alias galau.
Nampak ketegangan dan kehati-hatian serta kecangguan diantara mereka. Apalagi begitu tahu bahwa acara perkenalan tersebut dihadiri oleh Direksi.
Seperti biasa, pembawa acara membacakan tertib acara, Direksi memberikan sambutan dan saya kebagian juga tugas untuk memberikan sambutan karena Direktur Keuangan berhalangan hadir.
Selama acara berlangsung, dari mulai pertama orang masuk ke dalam ruangan, pembukaan dari pembawa acara, perkenalan masing-masing nama dan divisi, sampai pemberian kata sambutan yang terjadi hanyalah ketegangan yang mencekam.
Padahal, acara tersebut adalah acara penyambutan dan perkenalan karyawan baru. Mereka sudah jadi bagian dari Perusahaan, kenapa acaranya tegang begini?
Saya komunikasikan hal ini pada pembawa acara. Dan, dia pun menyatakan bahwa seharusnya acara sambutan tuan rumah tidak tegang dan serius begini pak!
Contoh Call Back1
Oleh karena itu, saya nekat saja memulai sambutan dengan kalimat dan guyonan berikut:
“Halo, perkenalkan nama saya Deden. Saya dari Divisi Keuangan dan saya seperti Anda semua sangat tegang di acara ini (sambil tersenyum)….
Serius banget sih kalian… Pada tegang ya? (semua pun tertawa).
Ayo dong, ini kan acara ramah tamah dan kalian sudah jadi bagian dari Perusahaan. Tidak usah tegang ya…(mulai deh mereka santai dari sebelumnya tegang dan serius)”
Dengan cara seperti itu, suasana tidak lagi tegang, sambutan saya diperhatikan dan partisipasi dari audiens dalam sesi tanya jawab pun cukup baik.
Cara nekat seperti itu ternyata dikenal dengan teknik call back – ada nama bulenya ya.. hehe…
Anda membuka sambutan dengan mengangkat apa yang dirasa dan dilihat oleh semua orang pada saat itu dengan gaya humor, santai dan natural, tetapi mampu menciptakan kedekatan.
Contoh Call Back2
Cara lainnya, Anda bisa memulai sambutan tuan rumah dengan mengangkat kejadian unik yang Anda alami dijalan.
Misalkan, bagaimana Anda berusaha datang ke tempat acara dengan naik ojek biar tidak telat, bagaimana Anda melihat begitu antusiasnya para hadirin untuk ber-selfie ria, ataupun bagaimana kesigapan panitia dalam melayani mereka.
Contoh lain sering kita dengar dari para Ustadz. Mereka akan memulai ceramah dengan mengucap salam, mendengar jawaban dari para jamaah, kemudian berkata:
”Lemes banget jawab salamnya. Padahal sebelum acara dimulai panitia udah kasih makan dan kita sudah sama-sama makan ya? Insya Allah, semua punya niat yang kuat buat hadir disini. Jadi saya ulangi salamnya sekali lagi dan Anda jawab yang keras salam tersebut ya….”
Nah, bukankan itu juga teknik call back ya?
Kuncinya adalah bahwa apa yang Anda angkat itu adalah “sesuatu” yang dirasakan, dialami dan dilihat oleh semua orang yang hadir pada saat itu. Tambah sedikit humor yang natural.
Perhatikan juga RTPPV Anda. Selamat mencoba dan berkreasi deh agar sambutan Anda sebagai tuan rumah acara baik sekali…
3 Comments
Taufiq
Sangat menarik. Blognya bagus 🙂
Papa Addin
Hi Taufiq, Thank you for coming and keep silaturahim
hestismudaya
Terimakasih Ayah atas ilmu-ilmunya …
Bermanfaat bgt 🙂
Siap di praktekkin nih …