Contoh Pembukaan Presentasi Yang Menarik Audiens
Banyak cara membuka presentasi, tetapi contoh pembukaan presentasi seperti apa yang menarik audiens? Oleh karena, pembukaan presentasi biasanya selalu itu monoton dan membosankan.
Pertama, pembicara akan mengucapkan terima kasih kepada para audiens karena sudah datang ke acara tersebut.
Kedua, pembicara mengucapkan terima kasih karena sudah diundang di acara tersebut dan mengucapkan permohonan maaf.
Lho kok mengucapkan permohonan maaf?
Iya, pembicara meminta maaf karena merasa tidak layak memberikan presentasi, belum mempersiapkan materi dengan baik, atau maaf kalau materinya nanti kurang menarik di hati audiens.
Pola pembukaan seperti itu menurut para ahli public speaking hendaknya dihindari. Mereka malah sangat wanti-wanti agar Anda tidak memohon maaf dalam memulai suatu public speaking.
Sebab, para audiens Anda tidak mau tahu perihal itu semua. Anda tidak pantas, Anda belum siap atau Anda materi seperti apa.
Mereka tidak mau tahu itu karena mereka datang untuk mendapatkan sesuatu yang berguna dari Anda, jadi tidak perlulah meminta maaf.
Yang seharusnya Anda lakukan saat memulai public speaking adalah membangun kedekatan dan ketertarikan audiens terhadap materi yang hendak Anda sampaikan. Itu tugas Anda untuk melakukannya dalam 30 detik pertama. Begitu kata para ahli public speaking.
Saya pun penasaran seperti apa sebenarnya para pembicara dunia memulai sambutan, presentasi, orasi atau sharing knowledge lainnya?
Contoh Pembukaan Presentasi Yang Mempesona
Ternyata benar, para pembicara dunia tidak lagi terpaku pada kata terima kasih dan permohonan maaf dalam memulai suatu public speaking.
Mereka tidak lagi melakukan itu. Yang biasa mereka lakukan adalah memulai bicara dengan cara sebagai berikut:
1. Mengajukan Pertanyaan
Beberapa pembicara publik ternama akan memulai presentasi mereka dengan pertanyaan yang mengugah minat dan kesadaran para audiens.
Contoh, Simon Sirek:
Bagaimana Anda menjelaskan jika ada hal tertentu yang tidak berjalan sesuai asumsi Anda? Bagaimana Anda menjelaskan ketika orang lain dapat mencapai hal tertentu yang justru diluar asumsi?
Mengapa Apple sangat inovatif ? Tahun ke tahun, mereka semakin inovatif daripada kompetitor mereka. Padahal mereka hanya sebuah perusahaan komputer. Mereka sama seperti yang lain. Mereka memiliki akses yang sama dengan yang lain untuk mencari bakat, agen, konsultan dan media. Lalu mengapa mereka seperti memiliki sesuatu yang berbeda?
(Terjemahan bebas dari presentasi Simon Sirek : How great leaders inspire action, TED Talk)
Pertanyaan yang mengugah akan membuat audiens tertarik dan berpikir,
”Iya ya kenapa bisa begitu? Apa rahasia Apple bisa diatas para kompetitornya? Wah, saya akan tahu dari presentasi Simon Sirek kali ini. Oke saya akan menyimak dan mendengarkannya”.
Itulah kenapa pertanyaan sangat efektif untuk membuka presentasi karena hal itu akan membuat otak audiens aktif berpikir.
2. Memberikan Pernyataan
Beberapa pembicara lain malah langsung membuat pernyataan yang mengejutkan audiens.
Contoh, Pamela Meyer:
Oke, Saya tidak ingin memberikan peringatan kepada semua orang dalam ruangan ini, tetapi menjadi perhatian saya bahwa orang yang disebelah kanan Anda adalah seorang pembohong. Orang yang berada di sebelah kiri Anda juga seorang pembohong. Demikian hal nya dengan orang yang duduk disetiap bangku adalah pembohong. Kita semua adalah pembohong…
(Terjemahan bebas dari presentasi Pamela Meyer : How to Spot a Liar, TED Talk).
Pernyataan yang mengugah seperti contoh diatas juga akan membuat audiens berpikir,
”Masa iya kita semua pembohong. Si Pamela Meyer tahu darimana? Oh mungkin dia akan menyampaikan trik dan tips bagaimana mengetahui itu semua. Oke saya akan menyimaknya”.
Perihal pernyataan juga bisa Anda lakukan dengan cara sedikit guyon sehingga audiens Anda akan tertawa dan memperhatikan.
Pernyataan juga bisa dilakukan dengan teknik call back yang pernah kita bahas dalam tulisan lalu disini.
3. Bercerita
Beberapa pembicara lainnya malah langsung bercerita untuk memulai suatu presentasi.
Contoh, Brene Brown:
Baik saya akan memulainya: beberapa tahun yang lalu, seorang koordinator acara suatu kegiatan menelpon saya karena saya dijadwalkan untuk jadi pembicara di acara tersebut. Dia telpon dan dia bilang,”Saya lagi bingung mau menulis Anda sebagai apa di spanduk”. Lho, kenapa bingung? Dia berkata lagi,”Iya, saya sudah lihat Anda berbicara dan berniat menulis Anda di spanduk sebagai seorang periset, tapi kalau disebut sebagai seorang periset, orang biasanya tidak akan tertarik karena mereka pikir akan membosankan”…
(Terjemahan bebas dari presentasi Brene Brown : The Power of Vunerability, TED Talk).
Kenapa cerita bisa membuat Audiens tertarik? Tentunya, kita sudah pernah belajar perihal tersebut di tulisan lalu disini.
Yang pasti otak Anda menjadi aktif oleh cerita. Oleh karenanya, memulai bicara dengan bercerita sangat baik untuk dilakukan.
Hati-hati, Anda tidak perlu berpanjang lebar untuk memulai suatu cerita atau berkata, “Para bapak-ibu sekali saya punya cerita. Mudah-mudahan pada suka“. Tidak usah berkata seperti itu. Langsung saja bercerita seperti Brene Brown diatas.
Kesimpulan Contoh Pembukaan Presentasi
Semua cara memulai bicara atau presentasi diatas yakni dengan Pertanyaan, Peryataan dan Bercerita akan membuat Anda terkoneksi dengan audiens Anda dan mereka pun jadi siap untuk mendengarkan presentasi Anda.
Konektivitas harus dibangun dari awal, agar audiens memberikan perhatian buat Anda.
Dari situ, akan tercipta kedekatan dan keinginan dari audiens untuk terus mendengarkan presentasi Anda sampai Anda menutup presentasi tersebut dengan baik pula.
Mantap juga ilmu baru dari para ahli public speaking ini. Alhamdulillah dapat ilmu baru lagi.
Semoga memberikan inspirasi untuk kita semua ya. Bila Anda tertarik untuk memahami lebih lanjut perihal bagaimana melakukan presentasi yang baik, Anda bisa sedikit berinvestasi dan belajar dari website sahabat disini.
Silahkan bila berkenan.
Photo credit: Steve Jurvetson
One Comment
al amien
Reblogged this on hitam poetih and commented:
Ijin share Mas…
Nice topic…menginspirasi saya