Cara Berbicara Yang Sopan Biar Orang Cepat Akrab
Para sahabat sekalian di suatu saat Anda akan berada pada kondisi dimana Anda sangat membutuhkan cara berbicara yang sopan agar bisa cepat akrab.
Bagaimana caranya? Berikut ini beberapa tips dari Pak Nicholas Boothman yang beliau tulis dalam bukunya: “How to Make People Like You ini 90 Seconds or Less“.
Biar lebih mengasyikan dan menjelaskan, saya padukan dengan sedikit ilustrasi pribadi, semoga menginspirasi.
1. Berbicara Sopan Dengan Jaga Sikap
Pertama adalah jaga sikap atau atitude Anda saat Anda bertemu dengan orang lain. Katanya, sikap akan mempengaruhi perasaan dan pikiran Anda.
Sikap atau atitude juga bisa menular. Maksudnya, sikap atau atitude baik terhadap orang lain akan menimbulkan sikap baik dari orang lain buat Anda.
Sebaliknya, sikap atau atitude yang buruk akan menyebabkan orang lain berbuat tidak baik terhadap Anda.
Maka dari itu, berikan senyuman sambil menyapanya dengan “halo” atau “hi” dan jaga bahasa tubuh untuk menunjukkan sikap baik Anda pada orang lain.
“Halo pak, dengan bapak X ya? (sambil senyum saya menyapa driver taksi dan melihat sekilas ke wajahnya)”.
Itu yang coba saya praktekan perihal cara berbicara yang sopan dengan menjaga sikap dan atitude yang baik sesuai tips dari Pak Nicholas.
2. Bicara Sopan Dengan Sensory Verbs
Kedua, Anda harus memiliki ketrampilan bicara dengan orang lain.
Menurut pak Nicholas, cara sederhana memulai suatu pembicaraan adalah dengan menyampaikan pernyataan “perihal lokasi dan kejadian”, dilanjutkan dengan pertanyaan terbuka.
Dalam hal ini, Anda diminta untuk lebih memperhatikan sekeliling Anda karena dari situ ada banyak ide pembuka untuk memulai pembicaraan Anda.
Gunakan kata-kata pertanyaan “Bagaimana, Apa, Kapan, Dimana, Siapa?” dan lain sebagainya buat Anda memulai pembicaraan.
Selanjutnya nanti, Anda bisa membuat orang menjawab lebih detail dengan menambahkan apa yang dibilang pak Nicolas sebagai sensory specific verbs yaitu lihat, rasa dan ungkap.
Lanjut ke contoh saya dengan driver taksi tadi:
“Wah cepat bapak bisa sampai ke tempat saya sesuai estimasi waktu di HandPhone saya (bikin pernyataan sesuai situasi). Lagi dimana tadi Pak? Tanya saya (dengan pertanyaan “Dimana?”). “Saya lagi didekat-dekat sini pak!”, jawab pak driver membalas pertanyaan saya.”
“Bagaimana situasi jalan hari ini pak? (saya lanjut dengan pertanyaan “bagaimana”). Jawab si Bapak, “Lumayan, sempat macet tadi siang, namanya juga dijalan….”
Saya lanjut , “Iya ya namanya juga di jalan. Gimana perasaan bapak kalau lagi macet? ” (mulai tanya pakai sensory verb, untuk tahu apa yang dirasa biar si bapak mau ungkap pengalamannya.”
Ya memang terkadang, ada bapak yang seneng cerita panjang lebar ada juga yang kadang diam setelah berucap beberapa kata.
Kalau seperti ini terserah Anda mau ikutan diam juga atau mau bicara lebih lanjut.. Jika ingin lanjut Anda bisa gunakan rumus berikut:
Repetisi + Pernyataan Pribadi + Pertanyaan.
Berikan pengulangan, kemudian Anda berikan pernyataan pribadi Anda dan berikan juga pertanyaan. Lebih lengkapnya sudah pernah dibahas dalam tulisan lalu disini .
3. Berbicara Sopan Dengan Sinkronisasi
Tips selanjutnya adalah Anda juga perlu untuk melakukan sinkronisasi dengan teman bicara Anda. Apakah sinkronisasi?
Sinkronisasi adalah usaha yang Anda lakukan untuk menyesuaikan “tingkah laku” Anda dengan “tingkah laku” teman bicara Anda agar tercipta situasi aman dan nyaman dalam melakukan pembicaraan.
Cara-cara sinkronisasi berikut bisa Anda gunakan:
#1 Sinkronisasi bahasa tubuh & ekspresi wajah
Sinkronisasi bahasa tubuh dan ekspresi wajah berarti Anda melakukan beberapa bahasa tubuh tertentu seperti yang dilakukan oleh teman bicara Anda.
Contohnya, perhatikan bagaimana teman bicara Anda melakukan gerakan tangan saat sedang berbicara. Lalu ada waktu tertentu, Anda juga menirukan gerakan tersebut.
Perhatikan saat dia berkata tidak tahu apakah dia menggelengkan kepalanya atau mengerakan tangannya?
Ketika, dia berkata tidak tahu apakah kedua telapak tangan memberikan isyarat serupa atau hanya satu tangganya saja yang memberikan isyarat tidak tahu.
Selain itu, Anda juga bisa untuk mensinkronkan ekspresi wajah disaat-saat tertentu. Perhatikan bagaimana ekspresi wajah saat teman Anda bicara.
Anda bisa menirunya disaat giliran Anda berbicara untuk meniru ekspresi wajah seperti yang dilakukan teman bicara Anda itu.
Agak aneh mungkin untuk dilakukan, tetapi bila sudah biasa dan dilakukan secara alami maka sinkronisasi bahasa tubuh dan ekspresi wajah menjadi hal yang biasa dan dapat dilakukan untuk membangun sinkronisasi.
#2. Sinkronisasi suara
Suara mampu merefleksikan perasaan seseorang maka dari itu Anda pun bisa mensinkronkan suara dengan teman bicara Anda.
Perhatikan tone, volume, speed, pitch, dan rhythm teman bicara Anda saat sedang berbicara.
Tone. Perhatikan tone suara teman bicara Anda, biasanya akan terpancar emosi dari tone suaranya. Apakah lagi senang, sedih, marah, kecewa maka sesuaikan dengan tone teman bicara Anda.
Volume. Volume suara Anda dan teman bicara Anda harus sama. Bila Anda biasa bicara keras maka sesuaikan dengan volume suara teman Anda yang biasa bicara lembut agar dia merasa nyaman.
Speed. Sesuaikan juga kecepatan berbicara Anda agar sesuai dengan kecepatan teman bicara sebab kalau tidak Anda yang akan mendominasi sementara teman bicara Anda Cuma diam saja.
Pitch. Perhatikan pitch suara teman bicara Anda sebab dia bisa menggambarkan energi, kesenangan dan ketenangan.
Rhythm. Tak lupa, Anda juga harus perhatikan irama bicara. Beberapa orang punya irama yang mengalun pelan sedangkan beberapa lainnya lebih bertenaga dengan tekanan pada akhir kalimat.
Kesimpulan Cara Berbicara Yang Sopan
Anda harus memulai untuk berbicara dengan bahasa tubuh yang terbuka dan keramahan kepada orang lain.
Sudah itu Anda harus bisa memulai dengan pernyataan perihal lokasi dan situasi. Selanjutnya Anda bisa gunakan sensoric spesific verb : lihat, rasa, ungkap dan sentuh
Sesudah itu, Anda harus melakukan sinkronisasi terhadap bahasa tubuh dan ekspresi wajah atau terhadap suara teman bicara Anda.
Pendapat saya pribadi, sinkronisasi suara biasanya lebih enak untuk dilakukan dan lebih cepat terkoneksi daripada sinkronisasi bahasa tubuh.
Disini, kita bicara perihal dialek lebih mudahnya.
Semisal, saya bertemu dengan orang dari Jawa Barat. Dialeknya sudah sangat saya kenal maka sinkronisasi menjadi lebih mudah karena kebetulan orang tua saya dari Jawa Barat.
Oke, kita lanjut ke contoh saya dengan driver taksi tadi lagi. Terkadang saya bertanya langsung ke driver dari mana asal mereka
“Maaf ni, bapak dari Sunda?, tanya saya pada pak Driver. Pak Driver pun bilang, “Oh… iya.” Saya jawab lagi, “Orang tua saya juga dari padang pak.”
Nah mulai terjadi sinkronisasi. Selanjutnya, si bapak yang lebih banyak bercerita. Saya tinggal mendengarkan dan percakapan berlangsung baik dan saya sampai di rumah.
Demikian sahabat semua. Sekedar contoh tanpa bermaksud kesukuan.
Anda tentu bisa mengekspolasi dengan gaya Anda sendiri untuk cara berbicara yang sopan Anda
Selamat mempraktekkan dan mencoba ya dan jangan lupa untuk selalu menjaga etika dengan orang yang baru kenal.
Photo credit: Pixabay