Cara Tahu Passion Dengan Mudah dan Cepat
Cara tahu passion memang selalu menarik untuk dibahas.
Ada pertanyaan menarik di kolom komentar perihal cara tahu passion dan bakat.
Pertanyaan itu sudah lama sekali belum bisa saya jawab, sebab sulit untuk menjawabnya.
Pertanyaan Gita perihal cara tahu passion:
Pak, saya masih bingung harus melanjutkan kuliah kemana, saya tidak tahu dimana passion saya. Tapi ada keinginan untuk melanjutkan kuliah di jurusan farmasi, tetapi saya tidak tahu apapun tentang farmasi.
Sebenarnya kalau ingin melanjutkan kuliah apakah harus sesuai dengan kemampuan kita atau kemauan kita?
Bagaimana dengan melanjutkan sesuai dengan kemampuan kita tetapi dalam melakukannya tidak merasakan kesenangan atau enjoy, sedangkan jika dengan melanjutkan kuliah dengan jurusan yg disukai tapi tidak ada pengetahuan apapun, dan tidak bagaimana rasanya, tetapi ingin mencoba?
Saya takut jika salah memilih jurusan, dan selama 4 tahun kuliah takut malah jadi sia sia
Kemudian, pertanyaan Taufik yang bingung dengan bakat:
Usia saya 25 tahun, saya sering merasa bingung dengan bakat saya, apalagi passion, karena saya merasa memiliki option bakat, dan semuanya hampir seimbang, karena saya mudah sekali bosan dalam hal apapun yg saya kerjakan, kemudian berganti dengan hal lain,
Saya ketakutan sendiri, sekarang jika saya akan begini terus, saya suka bertanya tanya kenapa dan bagaimana caranya orang bisa memilih satu hal (kemampuan, bakat,keinginan) kemudian dia tidak tergoda melakukan hal lain, mohon saran untuk saya apa yg harus saya lakukan, Terima kasih
Setelah itu, pertanyaan Rendi:
Jika semua usaha yang dilakukan tetap nihil bagaimana pak ????
Cara Tahu Passion Dan Pergeseran Paradgima
Saya jadi tertegun dengan pertanyaan-pertanyaan perihal passion dan bakat tersebut.
Lama mencari-cari bahan dan artikel untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan perihal cara tahu passion tersebut.
Walaupun untuk cara mengetahui passion sebenarnya sudah banyak, salah satunya seperti yang pernah ditulis dalam artikel lalu disini.
Akan tetapi, kita memang bisa saja terjebak dengan masalah passion dan bakat utamanya dalam pemilihan jurusan dan karir.
Saya menyukai pembahasan yang disampaikan oleh Benjamin Todd di Tedx berjudul: “To find work you love, don’t follow your passion”
Benjamin Todd adalah lulusan oxford. Dia masih sangat muda, tetapi punya pemikiran yang sangat baik perihal passion dan karir.
Menurut Benjamin, telah terjadi pergeseran paradigma dalam memilih karir.
Awal-awal dulu, orang akan mengikuti apa kata orang tua mereka dalam memilih karir. Kemudian terjadi pergerakan dimana orang mengejar berapa besar penghasilan yang didapat dalam memilih karir.
Baru beberapa belas tahun belakangan ini, orang mulai dibombardir dengan saran untuk memilih karir berdasarkan passion.
Cara Tahu Passion Dan Jebakan Passion
Padahal ini bisa menjadi jebakan. Semata memilih karir berdasarkan passion bisa menjebak Anda karena inti dari saran tersebut cuma ada tiga, yakni:
- Identifikasi minat dan ketertarikan utama Anda.
- Temukan karir yang sesuai dengan minat Anda itu.
- Lalu kejarlah karir itu walaupun apa yang terjadi.
Kemudian, bagaimana kalau Anda punya 3 bakat atau minat atau ketertarikan Apakah harus diikuti ketiga-tiganya?
Sebaliknya, bagaimana kalau Anda ternyata belum bisa menemukan bakat atau minat atau ketertarikan Anda itu?
Apa Anda harus lakukan? Terus mencari-cari cara tahu passion atau bagaimana? Inilah jebakan memilih karir berdasarkan passion. Dia membatasi dan membuat Anda menjadi bingung.
Gap Antara Passion Dan Lapangan Pekerjaan
Survei di Canada menunjukkan adanya ketimpangan antara jumlah passion dengan ketersediaan lahan pekerjaan.
Dari 500 murid sekolah yang menyatakan bahwa passion mereka adalah seni dan olahraga, hanya sekitar 3% saja pekerjaan yang tersedia untuk passion tersebut.
Bayangkan…
Semakin jelas terlihat jarak antara passion dan ketersediaan lapangan kerja di pasar. Ketimpangan antara permintaan dan penawaran semakin terlihat.
Kalau dihadapkan pada survei seperti itu? Apakah Anda tetap akan memilih karir berdasarkan passion?
Seandainyapun, Anda berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai passion Anda. Apakah otomatis Anda bisa menjumpai kebahagian dalam karir Anda?
Belum tentu…bro…
Ada parameter-parameter lain dalam bekerja yang harus dipenuhi untuk mencapai apa itu “fullfiling career” alias karir yang memuaskan Anda.
Disisi lain, banyak orang yang bekerja tanpa diawalin passion, tetapi mereka belajar, bekerja dan mengembangkan diri.
Mereka pun bisa sukses pada akhirnya.
Cintai Passion atau Apanya?
Dalam bukunya, berjudul “So Good They Can’t Ignore You“, Cal Newpont menyampaikan cerita yang layak untuk disimak.
Tahukah Anda bahwa banyak orang sukses itu bekerja dengan minat dan ketertarikan yang muncul kemudian setelah mereka lama melakukan pekerjaan tersebut?
Bahkan, sekaliber mendiang Steve Jobs pun awalnya adalah seorang pemuda yang sempat mencari pencerahan lewat spiritual Zen Budhist dan mengambil kerja di bidang elektronik semata-mata hanya untuk mendapatkan quick cash.
Jadi, kesuksesan Apple computer bukan lahir karena passion, tetapi ada proses kompleks yang bekerja untuk hal itu.
Pernah lihat acara televisi berjudul “Dirty job?” yang dipandu oleh Mike Rowe?
Acara dimana Mike Rowe menyediakan diri untuk ikut serta membantu orang-orang yang bekerja di tempat “kotor” dimana tidak setiap orang mau melakukannya?
Ada satu episode dimana Mike harus bekerja membantu seorang pembersih septic tank.
Sedikit sekali orang yang mau bekerja membersihkan septic tank, tetapi di Amerika sana orang tersebut adalah seorang milyuner.
Apakah dia memulai pekerjaannya karena passion? Tentu saja tidak…masa ada passion bekerja di tempat “kotor”?
Maka menurut Mike, rahasia orang tersebut bisa menjadi milyuner adalah karena dia bekerja di tempat yang berlawanan dengan keinginan bekerja orang lain.
Kemudian, dia menjadi ahli dalam pekerjaannya. Dia sadar bahwa dia memang bekerja dengan ketertarikan. Setelah itu, dia pun sukses meski ada proses jatuh bangun harus dilaluinya.
Cintai Prosesnya
Berarti kuncinya adalah bagaimana Anda mau menikmati proses dan mencintai pekerjaan. Bukankah begitu?
Lalu bagaimana untuk bisa seperti itu? Apa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang itu mencintai pekerjaannya?
Kita balik lagi ke bukunya pak Cal Newport, kalau begitu. Menurut pak Cal Newport, kondisi itu ada tiga hal, yaitu:
- Kreativitas Anda bisa berkembang.
- Kendali kerja dan keputusan Anda terjaga.
- Tercipta dampak yang bisa Anda rasakan.
Anda belum tentu bisa teguh dan mencintai pekerjaan Anda tanpa ada ketiga kondisi tersebut, meskipun Anda sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan passion Anda.
Contohnya, passion Anda adalah menulis dan Anda bekerja menjadi seorang penulis di suatu perusahaan surat kabar ternama.
Namun, kreativitas Anda tidak dihargai. Banyak ide ditolak atasan dan tidak ada dampak yang Anda rasa terhadap orang yang ingin Anda bantu dengan tulisan-tulisan Anda.
Apakah bisa dikatakan Anda puas dengan pekerjaan Anda? Tidaklah…
Oke, sudah panjang lebar pembahasan kita. Lalu apa jawaban untuk pertanyaan pembaca diatas tadi?
Saya bingung dengan bakat saya, saya kebanyakan bakat dan bagimana bila semua usaha telah dilakukan tetapi masih gagal juga????
Mungkin jawabannya adalah…
Bagi Anda yang sudah tahu passion Anda ya bersyukur, tetaplah dengannya. Lalu, Anda yang belum tahu apa passion Anda, santai saja dan tetaplah bersyukur…
Intinya adalah jangan melulu terjebak pada passion…
Kalau masih bingung juga, Anda jadi harus bagaimana? Mungkin 4 kriteria berikut bisa menjadi pertimbangan dalam kuliah dan karir.
Perhatikan 4 Kriteria Agar Tak Selalu Terjebak Pada Cara Tahu Passion
Perhatikan 4 kriteria berikut untuk memilih pendidikan dan karir:
- Keterlibatan
- Bisa menolong orang
- Bersama orang-orang yang mendukung Anda
- Dapat memenuhi kebutuhan dasar Anda
#Ada Keterlibatan
Perhatikan apakah karir atau pekerjaan atau kuliah Anda tersebut bisa membuat Anda bakal ikut terlibat di dalamnya.
Apakah Anda pernah main game di aplikasi handpone atau komputer? Coba perhatikan, kenapa Anda begitu terlibat dalam permainan tersebut? Karena ada kebebasan Anda untuk menentukan bagaimana Anda bekerja.
Ada kejelasan dalam instruksi dan tugas. Lalu ada keragaman pekerjaan. Baru setelahnya, ada umpan balik seketika yang bisa langsung Anda lihat.
Hal tersebut membuat Anda bisa cepat tahu apakah Anda telah bekerja dengan baik atau sebaliknya malah bekerja buruk.
Selanjutnya, pilihlah pekerjaan/kuliah yang bisa membuat Anda berguna atau mampu menolong orang lain.
#Bisa Menolong Orang
Perhatikan manfaatnya buat orang lain. Yang membuat Anda bisa menolong atau membantu orang lain. Oleh karena, menolong atau membantu orang lain bisa membuat Anda bahagia.
Entah itu keluarga Anda, orang-orang terdekat Anda ataupun orang yang tidak Anda kenal sekalipun tetap menolong mereka dapat membuat Anda bahagia.
Namun, perhatikan juga dengan siapa Anda akan banyak berinteraksi. Kalau bisa dengan orang-orang baik yang mendukung Anda.
#Bersama orang-rang baik
Dengan siapa Anda bersama-sama juga harus diperhatikan. Cobalah untuk berada di lingkungan orang-orang yang mendukung Anda.
Bersama-sama dengan orang-orang yang baik akan berbeda meskipun Anda merasakan kebosanan.
Sebaliknya, bersama-sama dengan orang-orang yang sulit akan membuat Anda rentan terhadap kebosanan meskipun Anda sudah memiliki karir impian.
#Memenuhi kebutuhan dasar
Pilihlah juga yang bisa memenuhi kebutuhan dan memudahkan Anda.
Tempatnya dekat, orang tua bisa memonitor, tak habis waktu banyak dijalan, ada keamanan dan kenyamanan dan lain sebagainya hendaknya juga bisa diperhatikan.
Oke…
Saran-saran tersebut bukan sembarang saran lho ya.., tetapi saran yang dihasilkan dari hasil survei terkendali.
Lebih jelasnya bisa dilihat di website berikut ya..
Satu lagi dan ini adalah nasehat dari Guru saya, yakni Anda berdoalah. Anda jangan malu untuk banyak berdoa. Sudah itu, jagalah selalu doa Anda.
Semoga pertolongan Tuhan selalu untuk kita semua….
Salam…
Images : pixabay