Membaca Bahasa Tubuh: Perhatikan Telapak Tangan
Membaca bahasa tubuh, banyak orang tidak memperhatikan efek dan kekuatan dari telapak tangan.
Padahal kalau digunakan dengan tepat, telapak tangan bisa memperkuat pesan yang Anda ingin sampaikan.
3 Posisi Telapak Tangan
Ada tiga posisi telapak tangan yang memiliki kekuatan berbeda, yakni posisi terlapak tangan terbuka ke atas (Palm-up position), posisi telapak tangan terbuka ke bawah (Palm-down position) dan telapak tangan tertutup dengan jari telunjuk menunjuk sesuatu (Finger-pointed position).
Dimanakah masing-masing perbedaan efeknya?
Ilustrasi Posisi Telapak Tangan
Biar lebih mudah kita ambil contoh saja andaikan ada seorang ibu yang membawa anak di tangan kirinya dan harus mengambil tas besar miliknya dengan tangan kanannya dari bagasi pesawat yang tidak bisa diraihnya.
Posisi Anda kebetulan ada di sebelah kanan dari si ibu itu.
Manakah yang akan membuat Anda segera bergerak dari posisi Anda untuk cepat menolong ibu tersebut? Apakah saat ibu itu bilang,
”Mas boleh minta tolong, mengambilkan tas saya?”, ibu itu meminta dan menunjuk tasnya dengan posisi telapak tangan kanannya terbuka ke atas (Palm-up position).
Atau, “Mas boleh minta tolong, mengambilkan tas saya?” ibu itu meminta dan menunjuk tasnya dengan posisi telapak tangan kanannya terbuka ke bawah (Palm-down position).
Ataukah “Mas boleh minta tolong, mengambilkan tas saya?”, ibu itu meminta dan menunjuk tasnya dengan jari telunjuk (Finger-pointed position)?
Efek Perbedaan Posisi
Otomatis Anda akan segera bergerak dengan cepat bila ibu itu meminta tolong dengan melakukan Palm-up position.
Oleh karena Palm-up position mencerminkan sikap keterbukaan, ketulusan dan permohonan dari si ibu. Dia menyerahkan keputusannya pada Anda. Terserah Anda mau menolong atau tidak. Dan, itu tercermin dari Palm-up position.
Bagaimana dengan Palm-down position. Anda akan merasa seperti disuruh oleh si ibu bukan dimintakan tolong pastinya.
Anda seperti dipaksa untuk menolongnya karena Palm-down position lebih mencerminkan sikap otoriter.
Sudah pasti, Anda ingat bagaimana Palm-down position bila ingat cara hormat Hitler. Bukankah itu menunjukkan sikap lebih unggul dan tidak bisa dibantah?
Lalu bagaimana dengan Finger-pointed position. Sudah pasti Anda akan lebih tidak suka lagi.
Ada kesan arogan dari si ibu. Apa-apaan tuh si Ibu? Main tunjuk-tunjuk saja. Begitu barangkali hati Anda akan berkata sambil ngedumel.
Coba perhatikan di lain kesempatan saat Anda sedang berdiskusi dengan orang tua atau bos Anda misalkan.
Kalau mereka meminta bantuan atau masukan dari Anda biasanya mereka akan gunakan Palm-up position.
Andaikan, mereka sudah memutuskan dan tidak mau ditawar-tawar lagi biasanya mereka akan gunakan Palm-down position.
Terakhir kalau Anda masih ngeyel juga, mereka akan menasehati Anda dengan keras sambil pakai Finger-pointed position.
Itulah efek dari kekuatan telapak tangan Anda.
Efek Lainnya Membaca Bahasa Tubuh : Posisi Telapak Tangan
Efek lain dari Palm-up position, Palm-down position dan Finger-pointed position ternyata lebih dahsyat lagi.
Hasil eksperimen Allan Pease, seorang pakar marketing dan bahasa tubuh dunia, memberikan wawasan penting lainnya.
Percobaan Allan Pease
Allan Pease melakukan eksperimen dengan cara meminta 8 orang dosen melakukan presentasi dihadapan para mahasiswanya.
Presentasi dilakukan selama kurang lebih 10 menit dengan gaya gerakan tangan dan posisi telapak tangan yang ditentukan di awal.
Lalu, bagaimana reaksi dari para mahasiswa terhadap masing-masing pilihan tersebut dicatat dan dianalisa.
Hasil Percobaan
Hasil dari eksperimen tersebut menunjukkan bahwa para dosen yang mempergunakan Palm-up position mendapatkan 84% testimoni respon positif.
Kemudian, turun menjadi 52% bila mereka menggunakan Palm-down position.
Dan, semakin turun menjadi hanya tinggal 28% saja bila mereka menggunakan Finger-pointed position.
Banyak dari para mahasiswa yang malah pergi keluar ruangan daripada harus mendengarkan dosen yang memberikan presentasi dengan Finger-pointed position.
Luar biasa efeknya ya…
Dosen yang menggunakan Finger-pointed position tidak sekedar mendapatkan respon positif paling rendah saja.
Lebih dari itu, para Dosen tersebut juga mendapatkan tingkat perhatian yang rendah dari mahasiswanya.
Dengan kata lain, apa yang disampaikan si Dosen dengan mempergunakan Finger-pointed position tidak diingat oleh para mahasiswanya hanya dicuekin saja.
Anda tentu sudah tahu bahwa Anda harus menghadirkan sikap tubuh yang terbuka kepada audiens Anda saat melakukan suatu presentasi.
Kita sudah pernah bahas perihal ini dalam tulisan lalu disini.
Kesimpulan Membaca Bahasa Tubuh
Dan, informasi hasil eksperimen dari Allan Pease semakin memberikan pemahaman baru pada kita semua perihal bagaimana Anda menyimpan efek sangat dahsyat dari telapak tangan.
Sebagai seorang pembicara tentunya Anda ingin agar Audiens mendengarkan Anda oleh karena itu pergunakan selalu gerakan tangan dengan Palm-up position.
Palm-down position bisa Anda gunakan sesekali bila Anda hendak memberikan penekanan pada suatu hal tertentu, tetapi hindari sama sekali Finger-pointed position.
Anda akan kehilangan perhatian dari audiens dan pesan yang hendak Anda sampaikan pun pada akhirnya tidak akan didengar oleh para audiens Anda bila Anda selalu mempergunakan Finger-pointed position saat menyampaikan presentasi Anda.
Pergunakan selalu Palm-up position karena hal tersebut juga baik untuk membuat orang lain bicara lebih terbuka pada Anda. Padukan Palm-up position dengan bridging question biar efeknya lebih dahsyat.
Bridging question atau pertanyaan jembatan adalah salah satu teknik yang digunakan untuk membuat percakapan Anda lebih terbuka dengan teman bicara Anda dan pernah kita bahas dalam tulisan lalu disini.
Ayo para sahabat semua mulai perhatikan membaca bahasa tubuh telapak tangan.
Mari kita coba mulai gunakan Palm-up position yang lebih bisa menciptakan suasana rileks dan efek yang lebih positif mulai dari sekarang.
Demikian semoga berkenan pembahasan membaca bahasa tubuh.
Photo credit: Pixabay