Cara Bicara Yang Baik Tanpa Filler Words
Cara bicara yang baik adalah tanpa Filler words : engg…, eemm…, atau uum…, alias tanpa sisipan kata yang biasa kita dengar saat kita atau orang lain sedang berbicara.
Mengapa disebut sebagai filler words? Oleh karena kata-kata tersebut sesungguhnya tidak memiliki makna.
Namun, entah mengapa kerap kali muncul menjadi suatu kebiasaan dalam gaya bicara kita, bahkan tanpa kita menyadarinya.
Filler words dalam batas tertentu memang akan membuat komunikasi kita menjadi lebih alami karena kita bukan robot yang sedang bicara.
Namun, kelebihan filler words tentunya akan memberikan kesan kurang baik bagi teman bicara atau para pendengar kita.
Bicara kita terkesan menjadi tidak percaya diri dan penuh keragu-raguan.
Kalau cuma saya yang pegawai biasa banyak menggunakan filler words rasanya tidak akan menjadi masalah.
Bayangkan kalau seorang pemimpin besar atau kepala negara atau seorang pembicara publik harus berbicara seperti itu.
Sudah pasti samalah kesan yang ada di benak kita masing-masing bahwa orang tersebut tidak percaya diri.
Andaikan kita sedang melakukan proses wawancara. Kandidat mana yang akan kita anggap lebih baik?
Orang yang bicara mantap atau orang yang berbicara dengan banyak filler words? Pastinya mereka yang berbicara dengan mantap.
Kandidat dengan banyak filler words bisa dianggap kurang baik meskipun sesungguhnya filler words itu terucap bukan karena faktor kegugupan dirinya semata.
Pahami dan Dengarkan Bicara Anda
Ibarat pepatah, semut di seberang lautan tampak, tapi gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, itulah yang terjadi dengan saya.
Dahulu, saya sering sekali merasa terganggu mendengar orang berbicara dengan banyak filler words.
Namun ternyata, saya pun banyak menggunakan filler words saat berbicara dalam suatu presentasi.
Iseng-iseng saya rekam suara saya sendiri dan malulah hati ini karena tanpa sadar saya juga melakukannya. Berikut cuplikan rekaman presentasi saya:
“Baik bapak ibu, emm.. selamat pagi. Jadi agenda hari ini, emm.. pertama kita akan laporkan progress dari safety, kemudian juga, emm… laporan dari keuangan perihal, engg… laba rugi selama bulan Juli dan terakhir kita juga akan berikan update perihal perkembangan gas lift.“
Sedikit membela diri, saya berkata dalam hati bahwa itu terjadi karena saya kurang persiapan.
Tugas saya waktu itu hanya menggantikan teman yang tidak bisa hadir memberikan presentasi jadi wajar kalau tidak siap.
Namun, entah mengapa secara sadar saya mulai mengidentifikasi bahwa saya pun melakukannya kembali di kesempatan lain saat misalnya melakukan pembicaraan ditelepon.
- Operator: Selamat pagi, Ada yang bisa kami bantu Pak?
- Saya: mmm…, saya ingin tahu tagihan kartu saya.
- Operator: Baik bapak ada yang bisa kami bantu lagi?
- Saya: mmm, sudah itu saja ….
Hal ini membuat saya penasaran. Saya cari tahu apa sebenarnya yang membuat saya seperti itu. Alasan-alasan berikut ini menjawab pertanyaan saya tersebut:
- Ingin terdengar sopan atau ingin terlihat baik.
- Ingin cepat-cepat menjawab tidak ingin terdiam dan terlihat bodoh.
- Butuh waktu untuk proses berpikir dalam memilih kata-kata yang baik untuk disampaikan.
- Kekurangan kosa kata dalam menyampaikan presentasi.
- Tidak melakukan persiapan yang baik.
Padahal tanpa filler words kalimat saya sudah bisa dimengerti. Lalu bagaimana menghilangkan filler words itu?
Ada 2 kiat menghilangkan filler words yang menurut saya mudah untuk dipraktekkan.
1. Diamlah Sejenak
Berdiam sejenak atau menyuarakan filler words di dalam hati saja akan membuat bicara Anda bebas dari filler words.
Contoh kalimat presentasi saya diatas akan lebih baik dengan diam sejenak menjadi sebagai berikut:
Baik bapak ibu (pause) selamat pagi. Jadi agenda hari ini (pause)… pertama kita akan laporkan progress dari safety, kemudian juga (pause) laporan dari keuangan perihal (pause) laba rugi selama bulan Juli dan terakhir kita juga akan berikan update perihal perkembangan hasil riset gas.
2. Gunakan Kombinasi Beberapa Kata
Teknik ini akan sangat menyenangkan karena cara bicara kita menjadi lebih indah dan lengkap.
Kita mencoba memberikan waktu kepada otak kita untuk berpikir dengan menggunakan kombinasi beberapa kata yang menjadi jembatan menuju ke kata-kata selanjutnya.
Kira-kira contoh presentasi diatas tadi akan menjadi sebagai berikut:
Baik bapak ibu yang saya hormati, selamat pagi. Jadi agenda hari ini yang bisa kami sampaikan adalah, pertama kita akan laporkan progress dari safety, kemudian juga kita akan sampaikan laporan dari keuangan perihal angka-angka laba rugi selama bulan Juli dan terkakhir kita juga akan berikan update perihal perkembangan hasil riset gas.
Kesimpulan
Kedua kiat tersebut diatas bisa Anda gabungkan agar gaya bicara Anda menjadi penuh percaya diri.
Selain itu, sikap tenang dan tidak terburu-buru dalam berbicara juga merupakan kunci untuk menghilangkan filler words.
Kita menjadi lebih waspada untuk diam sejenak daripada harus mengeluarkan filler words.
Pelan-pelan saya mulai lakukan kiat diatas. Semoga filler words-nya bisa berkurang dalam setiap kesempatan berbicara.
Memang si, butuh waktu untuk bisa bicara lebih baik. Kita butuh latihan, latihan dan latihan.
Pengalaman Anda dalam penggunaan filler words mungkin lebih bervariasi lagi. Terlepas dari itu semua, Anda memang harus tahu dulu bagaimana gaya bicara Anda.
Anda juga harus mengetahui saat kapan filler words itu sering terucap dan kenapa terucap filler words tersebut karena itulah cara bicara yang baik.
Hal ini hanya bisa diketahui kalau Anda juga mulai merekam pembicaraan Anda atau meminta orang lain mengevaluasinya.
Sudah itu, kita belajar cara-cara menguranginya perlahan setahap demi setahap.
Demikian para sahabat semua. Semoga pembahasan cara bicara yang baik ini buat Anda berkenan.
Atau, Anda memang ingin menambahkan kiat lain yang bisa kita praktekkan bersama? Silahkan ya…
Baca Juga: Presentasi Steve Jobs
Photo credit: Brisbane City Council
5 Comments
pensil24
apakah memanjangkan huruf vokal pada akhir kalimat juga termasuk filler word, contoh :
“Kita akan lanjutkan rundingan ini hariiiiiiii… jumat”
Papa Alicia & Dastan Addin
Mas pensil24. Manjangkan huruf sebenarnya merupakan trik untuk mengurangi filler word juga. Ketimbang berkata “ini hari… eenggg…” lebih baik berkata “ini hariiiii…” Karena intinya kita sedang memberikan waktu otak untuk berpikir sebelum berkata. Trik ini tidak saya masukkan karena biasanya orang sudah sering otomatis menggunakannya dalam keseharian.
mochacom
Terkadang ada juga yang mengucapkan “Apa itu” / “Apa namanya” dalam sebuah presentasi, yang jika ditulis, mungkin muncul dalam setiap paragraf. Apakah itu termasuk?
Papa Alicia and Dastan Addin
Hi Mochacom. Bisa juga itu termasuk dalam filler words dan bisa jadi itu pun semacam teknik untuk menghilangkan filler words.
Dalam batasan tertentu tidak masalah, bila kita berucap seperti itu.
sungkowo soetopo
bagus, tulisan ini membantu saya menulis artikel berjudul “Filler dalam Tuturan: Mengganggukah?